Banyak
manfaat yang dapat diperoleh apabila memahami pengetahuan ini. Karena
sejarah mode merupakan sumber inspirasi yang tak kunjung kering apabila
kita memerlukan ide baru bagi perkembangan kreatifitas.
Pengetahuan
tata busana dari berbagai periode kebudayaan umat masnusia sangat
diperlukan bagi seseorang yang menekuni bidang piƱata busana di dunia
teter, film atau tv. Disamping itu pengetahuan sejarah mode setidak
tidaknya akan memperluas wawasan dan memungkinkan kita memproyeksikan
diri dalam alur sejarah masa kini dan masa depan. Memahami
wujud busana masyarakat tertentu berarti memahami pula kebudayaan
masyarakat itu dan mengerti berbagai aspek keberadaannya. Sebagai
awal kita akan mengenal tata busana di Dunia Kuno, adalah peradaban
yang terjadi disekitar Mediterranea pada masa sebelum Masehi
Pada
dasarnya pakaian tidaklah hanya merupakan alat pelindung terhadap
keadaan cuaca semata mata. Suku bangsa primitive ada kalanya mengenakan
pakaian tebal panas di Katulistiwa dan kadang-kadang hamper telanjang
didaerah kutub.
Ini
sebagian dikarenakan adanya keinginan merias diri yang lebih kuat
dibandingkan penyesuaian dengan keadaan sekitar. Kiranya sedikit sifat
ini tidak hanya ada dimasa purba tetapi hingga masa kini pun sikap itu
masih terpelihara disebagian umat manusia.
Perbedaan berbusana antara suku bangsa di pegunungan, kaum nomadan, penghuni
padang pasir, goa, petani dan orang kota terlihat jelas. Sedangkan pada
golongan berkedudukan tinggi, kaum ningrat dan aristocrat unsure-unsur
simbolis kedudukan mereka sangat ditonjolkan.
Bangsa-bangsa
kuno pada mulanya hanya mengenakan kain cawet, kadang-kadang dilengkapi
dengan selendang. Tutup kepala dan alas kaki, hamper tak dipakai.
Busana zaman kuno yang sangat berpengaruh adalah busana yang berasal
dari suku bangsa yang memiliki kebudayaaan sendiri seperti bangsa Mesir
Kuno dan Bangsa Babylonia. Kedua bangsa ini memiliki bentuk dasar busana
yang sama yaitu bentuk dasar kemeja.
Bangsa
Mesir Kuno menghias bentuk dasar ini dengan mempergunakan kain itu
sendiri, yaitu dengan cara pemberian lipit-lipit ( pleats, plissee ).
Bangsa Babylonia dengan menambah potongan-potongan strook yang
berumbai-rumbai.
Bentuk
kostum dari masing-masing suku bangsa zaman kuno ini saling berbeda
tapi sepintas tak terlihat perbedaannya. Potongan-potongan kain besar
atau lebarnya tergantung yang dihasilkan oleh alat tenun pada masa itu
diterima sebagai bentuk dasar kostum untuk kemudian dilipat, dililit,
dilingkarkan atau disusun pada badan dalam aneka perbandingan panjang
atau lebar kain itu sendiri.
Akan jelas bahwa dengan demikian busana zaman kuno dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
- Rok – rok lipit ( sarung )
- Bentuk dasar kemeja: Tunika, kaftan. Tunika dan kaftan hingga kini masih dikenakan oleh bangsa-bangsa di Afrika Utara dan Timur Tengah.
- Deraperi. Sepotong kain disusun pada bahan, acapkali sebagai tambahan. ( ingat : sari pada busana khas India ) Busana deraperi memberi aksen pada gerakan badan hingga merupakan pakaian paling plastis dari Dunia Kuno. Dalam dunia kuno bentuk celana hamper tidak digunakan. Sesekali bentuk ini dijumpai sebagai pakaian rasionil pada suku bangsa- suku bangsa pegunungan atau pada suku bangsa-suku bangsa penunggang kuda.
Article source by : http://dalank2012.wordpress.com
Picture by : apparelsearch.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar